_Sejarah Valentine_
Yakin deh. Valentine bukan tradisi Islam, bukan juga tradisi dalam negeri yang harus dijaga. Nggak percaya? Lihat sejarahnya, yuk?
1. Asosiasi pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak dulu. Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
2. Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuan perayaan dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus menyembahkan korban kambing kepada sang dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan lari-lari di jejalanan Kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapapun yang mereka jumpai. Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela karena percaya bahwa dengan itu mereka akan dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah.
3. Hari Raya Gereja
Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopædia 1908), nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda:
-seorang pastur di Roma
-seorang uskup Interamna (modern Terni)
-seorang martir di provinsi Romawi Afrika.
Kaitan antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius II, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini, namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus. Santo Valentinus adalah seorang calon uskup Roma pada tahun 143. Dalam ajarannya, tempat tidur pelaminan memiliki tempat yang utama dalam versi Cinta Kasih Kristianinya. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius II sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
4. Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, dimana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris Pertengahan ternama, Geoffrey Chauce.
*artikel masi lanjut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar